Makanan
Bayi yg paling utama dan terutama adalah
ASI karena nutrisi yg terkandung di dalam ASI sudah sangat lengkap hingga tak
bisa digantikan oleh apapun termasuk susu formula tapi dalam setiap
perkembangan bayi, ASI saja tidak cukup karena semakin besar usia sikecil porsi
makanannya semakin bertambah.
Hal
yg harus diperhatikan dalam memilih makanan bayi adalah usia si kecil,
kandungan gizi serta tekstur makanan (kekentalan).
Berikut
tips memilih makanan bayi sesuai usia si kecil:
1. Usia 0-6 bulan
Pada
usia ini sebaiknya bayi hanya diberikan ASI atau susu formula karena saluran
pencernaan bayi masih belum sempurna tidak dianjurkan untuk diberikan
makanan padat.
Jumlah
ASI atau susu formula yg diberikan disesuaikan dengan perilaku bayi, biasanya
pada usia ini bayi diberikan ASI atau susu formula setiap 2-3 jam sekali, bagi
yg menggunakan susu formula berikan 30ml sekali minum, setiap pertambahan usia
bayi 1 bulan susu formula yg diberikan ditambah 30ml sekali minumnya. Misal
usia bayi 2 bulan, ukuran susu formula 60ml sekali minum.
2. Usia 6-9 bulan
Pada
usia ini bayi mulai diperkenalkan dengan makanan bayi semi padat, bisa
berupa bubur tim, bubur sereal, bubur buah2an, bubur sayur-sayuran dll. Untuk
makanan yg dibuat sendiri dirumah perhatikan jenis bahan makanan, harus memilih
jenis bahan makanan yg masih segar misalnya sayur-sayuran yg bewarna hijau dan
masih segar.
Untuk
yg memilih makanan instan yg ada di supermarket perhatikan tanggal
kadaluarsanya, jangan membeli makanan bayi dengan kondisi kemasan yg sudah
rusak karena ada kemungkinan terkontaminasi oleh bakteri. Untuk tahap
perkenalan sebaiknya berikan makanan bayi semi padat ini 1x sehari dan hanya
satu macam rasa, tunggu sekitar 4 hari jika ingin memilih variasi rasa atau
memperkenalkan makanan yg baru pada bayi hal ini dimaksudkan agar kita bs
mengetahui reaksi yg timbul pada bayi atas makanan tersebut (alergi atau
tidak). Untuk tahap pemula berikan makanan bayi 2x sehari, untuk tahap lanjutan
berikan makanan 3xsehari
3. Usia 10-12 bulan
Pada
usia ini bayi mulai diberikan makanan agak kental, tekstur agak kasar seperti
bubur orang dewasa serta bisa diberi sedikit potongan buah2an hal ini untuk
merangsang bayi agar bisa mengunyah. Usia ini disebut usia lanjutan maka bisa
diberikan makanan bayi 3x sehari.
Motorik kasar dan halus bayi
memiliki "pola" tersendiri. Bila tak sesuai dengan "pola"
tersebut berarti ada keterlambatan.
Sejak lahir, jelas dr. Rini Sekartini,Sp.A., bayi
sebetulnya sudah membawa 4 aspek perkembangan. Yakni gross motor atau
gerakan/motorik kasar, fine motor atau gerakan/motorik halus, aspek
komunikasi-bicara, serta aspek sosial dan kemandirian. Bahkan begitu bayi
lahir, aspek motoriknya sudah mulai berkembang.
Pada prinsipnya, tutur spesialis anak dari Subbagian Tumbuh
Kembang FKUI-RSCM, Jakarta, motorik kasar merupakan gerakan otot-otot besar.
Yakni gerakan yang dihasilkan otot-otot besar seperti otot tungkai dan
lengan. Misalnya gerakan menendang, menjejak, meraih dan melempar. Sedangkan
motorik halus merupakan koordinasi antara jari-jemari, telapak tangan dan
kaki, serta mata.
Masing-masing tahap perkembangan motorik kasar dan halus
memiliki kurun waktu/milestone perkembangan. Kurun waktunya pun berbeda
antara tahap perkembangan yang satu dengan lainnya. Mengangkat kepala sejauh
45 derajat, contohnya, bisa dilakukan sampai bayi berusia 2,5 bulan.
"Kalau dia belum bisa juga melakukannya, orang tua harus curiga.
Sebaiknya diperiksakan ke dokter untuk mengetahui ada-tidaknya keterlambatan
perkembangan."
Yang tak kalah penting, pesan Rini, lakukan stimulasi motorik
kasar dan halus secara sekaligus. Misalnya, sambil melatih bayi tengkurap,
taruh mainan di depannya hingga ia sekaligus belajar meraih benda di
sekitarnya. Jangan lupakan pula aspek bahasa, sosial, dan kemandiriannya.
"Lakukan stimulasi sesering mungkin. Toh, kita bisa menerapkannya sambil
menyusui, memandikan, atau saat beraktivitas lainnya."
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar